GELAP




















Apakah yang menjadi sudut pandang manusia ?
Rentetan sejarah tentang dirinya.
Menghujam tepian nalar dalam menjaga batasan tanya.
Bukan menjadi alur kejadian namun bertalu dalam setiap kepingan.
Nafas menjadi bulat sedemikian bulat.
Menjaga setiap bahagia yang hampir tak bernada.
Pergi menghilang menjadi garis tantangan baru.
Jentikan jari lalu aku tak bernyawa.
Matikan api lalu aku kan berkuasa.
Menjadi abu-abu atau aku kan membiru ?
Kaku.
Dingin menjadi kian tertanam dalam hati yang hati-hati.
Sedikitnya pahit yang kau tuang setiap pagi setiap petang.
Pulangnya raga kehadapan tuan.
Aku lenyap dalam lumpur yang menghisap kematian.

Jakarta.
24 Oktober 2015.
08.17

Comments

Popular posts from this blog

telinga,mata,hati...

Melebihkanmu

Publik Racun