Kelu Kelam


ombak itu kian hilang
menjadi air berjalan tenang

beberapa kerang tersapu kepantai

hidup sebuah mahluk
memilih untuk mengatur atau ikut campur
padamkan lampu malam
biar bulan menerangi hutan
binatang pun ingin cari makan
menerjang melolong hingga sampai pada rasa kenyang
bualan letupan hinaan cacian desingan
semua terhujat tepat di sebuah gendang
terangkum dalam sebuah daun
telingaku menyimpan sejarah
menghantarkan sepucuk luka yang lagi kembali bermuara
hatiku rentangkan tangan terbuka
ayo sayang
lukai aku lebih dalam
mungkin sudah terasa haus untuk merahasiakan kelam
letih sudah menjadi sarapan
lalu apa lagi yang kau harapkan ?

Comments

  1. Tak perlu sungkan tak perlu ragu
    Semua yang terbakar 'kan jadi abu

    Apa yang kau makan adalah dirimu,
    Kau lah yang terkuat dari semua ratu

    Biarkan, biarkan anjing anjing itu meracau,
    Karena penting baginya mengurus jiwamu

    Jangan lelah, wahai Kau Lebahku
    'Ku kan selalu ada, aku Si Burung Hantu.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

telinga,mata,hati...

Melebihkanmu

Publik Racun